Madrasah Tsanawiyah Al-Khoirot

Ciri Khas

• Pemisahan Putra Putri

  Pemisahan Siswa putra dan putri Madrasah Tsanawiyah Al-Khoirot meliputi lokasi gedung, para guru dan kantor administrasi. Gedung putra berlokasi di kompleks pesantren putra, sedangkan gedung putri berada di kawasan kampus pesantren putri. Seluruh guru siswa putra adalah laki-laki, sedangkan guru siswa putri semuanya perempuan. Demikian juga kantor administrasi putra dan putri berada di lokasi yang berbeda. Ini bertujuan tidak saja agar masing-masing siswa/siswi lebih fokus dalam belajar, juga bertujuan untuk mencipatakan rasa tenteram dan nyaman bagi tenaga pengajar dan keluarganya yang ada di rumah.

• Santri Madrasah Diniyah

  Setiap siswa Madrasah Tsanawiyah Al-Khoirot otomatis juga menjadi Santri Madrasah Diniyah atau Madin. Di mana di Madin ini mata pelajaran yang diajarkan 100% ilmu agama. Mulai dari Al-Quran, Hadits, fiqih (syariah Islam), Aqidah, Nahwu dan Shorof (gramatika bahasa Arab), dll. Dengan demikian, setelah 3 tahun, siswa Madrasah Tsanawiyah tidak saja lulus dari pendidikan formalnya sebagaimana siswa lain, tapi juga bertambah wawasan keagamaannya. Akan lebih ideal lagi apabila setelah lulus dari MTS terus melanjutkan ke Madrasah Aliyah Al-Khoirot agar supaya pendidikan agamanya di Madrasah Diniyah bisa berlanjut ke jenjang yang lebih tinggi yakni sampai lulus kelas 6 Madin.

• Pengajian Kitab Pengasuh

  Keuntungan lain dari Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Khoirot adalah tiga kali dalam seminggu mereka mengikuti pengajian kitab kuning yang dibimbing oleh Pengasuh Pesantren. Kitab yang dibaca adalah Tafsir Jalalain, Sahih Bukhari dan Al-Umm karya Imam Syafi'i. Kitab-kitab ini dibaca setiap hari Sabtu dan Rabu jam 5 sampai 6 pagi. Juga kitab Ta'limul Muta'allim dan Minhajul Abidin yang dibaca setiap Selasa antara jam 4 sampai 5 sore. Dua kitab terakhir adalah kitab akhlak dan tasawuf. Pengajian oleh Pengasuh ini tidak hanya semakin merekatkan hubungan antara santri dan kyai-nya, tapi juga membuat para santri dapat belajar dan mendapat ilmu agama langsung dari para kyai yang mengasuh pesantren bukan saja di bidang ilmu agama secara umum tapi juga dalam masalah akhlak mulia.